Khamis, 21 April 2011

Ahlusyuhada' (Keluarga Syuhada')

Malam itu sangat gelap hujan rintik-rintik ditambah lagi suara kodok bersautan, terdengar disebuah rumah kecil suara seorang perempuan yang merintih karena ingin melahirkan, sang suami hanya diam dan menanti kelahiran anak mereka yang ke-4, terbayang oleh sang suami akan nasib anak mereka yang telah meninggal ditangan para Penjajah Belanda yang saat itu menjajah indonesia, ia menangis ditempat duduknya teringat akan anak mereka yang ketiga yaitu Zainal Hafiz (Hafiz) mati syahid ditangan para penjajah sangat sadis terlebih sadis dari kakaknya yang pertama dan yang kedua, kakaknya yang pertama dan yang kedua syahid ditangan para penjajah hanya dengan beberapa peluru yang mengenai tepat dikepala mereka berdua, sedangkan sikecil Hafiz syahid ditangan penjajah sangat sadis.

"Siang itu sikecil hafiz lagi bermain bersama teman-temannya dibawah kolong rumah tetangganya, rumah ciri khas melayu yang ada didesa Besilam yang mayoritas bersuku melayu, tiba-tiba Hafiz mendengar suara tembakan keatas, ternyata tembakan yang ditembakan para penjajah untuk menakut-nakuti seorang laki-laki tua  yang mereka tuduh memalsukan uang, orang tua itu diseret keluar dan dipukuli dengan senapan mereka. sikecil Hafiz yang saat itu hanya berumur 6 tahun datang dan langsung mencari tempat untuk mengarahkan ketapelnya kepada para penjajah. karena Hafiz dan keluarganya dikenal dengan  kuarga yang berani membela kebanaran dan dikenal keluarga yang taat kepada Allah. hebatnya sekali Hafiz menarik ketapel miliknya, langsung mengenai mata pemimpin salah satu dari mereka. dengan memegang matanya yang mengeluarkan darah pimpinan itu melihat dengan matanya yang sebelah kiri, ternyata yang melakukannya seorang bocah, dia menyuruh anak buahnya untuk menangkap Hafiz hidup-hidup."tangkap dia hidup-hidupppppppp" jeritnya. dalam bahasa Belanda
selang 10 menit mereka mengejar Hafiz, akhirnya Hafiz dapat ditangkap kemudian dihadapkan kepemimpin mereka. saat dihadapkan sikecil Hafiz hanya tersenyum seolah-olah dia menghina pimpinan itu. pimpinan itu marah dan mengularkan kata-kata kotor berbahasa Belanda. tapi sikecil Hafiz malah menentang dan meludahi wajah pimpinan itu saat mengarahkan makian kehadapan wajahnya. pimpinan itu bertambah marah dan tanpa basah basi merampas senapan dari tangan salah satu anak buahnya dan langsung menembaki sikecil Hafiz dengan semua peluru yang ada di senapan itu. dalam sekejab Hafiz syahid ditangan penjajah dengan simbahan darah dan beberapa peluru bersarang ditubuhnya"

Tatkala sang suami menangis mengingat anak-anaknya, terdengar dari dalam rumah suara bayi, sang suami yang digelar Abu Syuhada'(ayah para syahid) langsung beranjak masuk kedalam tak sabar menanti kelahiran anaknya. setelah dimandikan dan di bedung (dipakaikan pakaian Bayi) sang Bidan memberikan Bayi itu kepada ayahnya untuk digendong, langsung Abu syuhada' menghadap ke Kiblat dan meng-AZAN-kan anaknya yang kebetulan laki-laki. setelah azan dibacakn ditelinganya beliau sangat terkejut Bayi mungil itu berbicara lantang layaknya orang dewasa seraya berkata memulai kata-katanya dengan Takbir "Allahu Akbar.....Allahu Akbar.... aku akan membebaskan bangsa ini dari tangan para penjajah.. Allahu Akbar.....Allahu Akbar...." dan mengulangi perkatanya beberapa kali
melihat hal itu san Ibu menangis teringat akan anak-anaknya yang telah syahid ditangan para penjajah, disebabkan  keberanian mereka seraya bergumam" Ya Allah. apakah aku harus melahirkan anak-anak yang hanya akan syahid...??"
Abu Syuhada' duduk sambil membaringkan Bayi Mungil itu disamping istrinya, seraya berkata " sudahlah, mungkin itu lah takdir kita , kita ditakdirkan untuk sabar melihat anak-anak kita yang syahid ditangan para penjajah, moga anak-anak kita dapat membela kita dihadapan Allah di Yaumil akhir kelak"

setelah bangun dari tidur siangnya Pimpinan yang pernah di pecahkan matanya oleh sikecil Hafiz, menjerit memanggil-manggil anak buahnya. setelah mereka berkumpul dia memirintahkan anak buahnya untuk mencari dan menangkap seorang anak yang lahir dapat berbicara. anak buahnya heran dan mengira  Pimpinan mereka sudah gila" mana ada anak yang dilahirkan berbicara" kata mereka.. karena pimpinan itu melihat dalam tidurnya ada seorang Bayi yang lahir bebicara dan ucapannya menghida dia dan merendah-rendahkan martabatnya.

setelah beberapa hari mereka mencari anak yang dapat berbicara.  mereka mendengar dari warga saat mereka duduk diwarung seorang warga didesa Tanjung Beringin bahwa didesa Besilam ada seorang Bayi yang dilahirkan dapat berbicara. ternyata desa itu adalah desa sang Bidan yang mengurusi kelahiran bayi itu.

Tanpa basa basi karena takut dihukum oleh sang pemimpin mereka begegas langsung menuju ke desa Besilam. tatkala mereka sampai mereka menanyai dengan paksa setiap warga didesa itu. akhir karena tidak tahan dengan paksaan dan tindakan keres mereka seorang dari mereka memberitahukan bahwa anak yang lahir berbica itu adalah anak dari Abu Syuhada', dan menunjukkan rumah beliau. dengan cepat 2 orang dari mereka masuk kerumah yang kecil itu dan berteriak-teriak. karena tidak ada jawaban dari penghuni rumah mereka menendang pintu rumah itu. terlihatlah seseorang duduk menghadap kiblat dengan kepala yang ditutupi dengan serban yang menyelubungi tubuhnya. ternyata Abu Syuhada' sedang khusu'nya bermunajah dangan Rabb-Nya. mengamalkan Thariqat yang diajarkan Oleh seorang Wali Allah didesa itu Syekh Abdul Wahab Rokan Al-kholidy Naqsyabandy.  Seorang Syekh yang mengajarkan ilmu Thariqat yakni Thariqat Naqsyabandiyah. sehingga tidak mendengar jeritan mereka. mereka berteriak-teriak namun Abu syuhada' hanya diam ditempatnya. dengan sangat marah salah satu dari mereka menembakkan senapannya kearah Abu Syuhada' karena. dalam sekejab beliau syahid dalam keadaan sedang bermunajah kepada Rabb-Nya.

Saat itu juga terdengar dari dalam kamar rumah suara Bayi dengan lantang menghina Belanda, dengan sigap mereka masuk dan merampas bayi itu dari tangan ibunya dan pergi. sebelum mereka pergi mereka membakar rumah Abu syuhada'  dan terbakarlah dan ibu bayi itu ikut terbakar didalam kobaran api.....

Tatkala mereka menuju markas yang tepat di Pangkalan Berandan tak jauh dari Besilam. sekali lagi bayi itu berbicara dan seolah-olah menghina mereka. salah satu dari mereka yang tidak tahan dengan suara bayi itu memukulkan senapnya kekepala bayi itu dengan sangat keras hingga megalir darah dari kepala bayi yang tidak berdosa itu. bayi itu tidak menangis denang bersuara akan tetapi dari matanya keluar airmata menahan sakit pukulan yang dilayangkan dari salah satu dari mereka. Apakah salah seoarang bayi yang tidak mengetahui apa-apa...??

Setalah memarkirkan mobil, mereka langsung menyerahkan bayi itu kepada pemimpin mereka. saat bayi itu digendongan beliau. sekali lagi bayi itu berbicara menghina mereka semua terutama pimpinan itu dan diakhir bicaranya dia tertawa seolah menghina mereka. pimpinan itu naik pitam dan membanting bayi yang ada di tangannya  kebawah dan menginjak-nginjak bayi itu dengan sepatunya yang sangat keras. penyisanaan tidak sampai disitu. setelah darah keluar dari tubuh bayi itu. dia mengeluarkan Pistol dan menembaki bayi itu hingga bayi itu menemui ajalnya. dan terakhir dengan tubuh bersarang peluru dia menendang bayi itu hingga terserat beberapa meter....... apakah salah bayi yang tidak bersalah itu, sehingga harus merasakan penyiksaan yang sangat kejam.....??? apakah sudah takdirnya untuk menerima itu di masa kecilnya......??
kemudian dengan meresa puas mereka tertawa dan berpesta porah dengan anak buahnya.........